Forum Menulis Mahasiswa Institut

Sabtu, 14 November 2015

Kepadamu yang Membuat Luka

“Kepadamu yang Membuat Luka”
by : Teguh Saputra

          Assalamualaikum, Wr.Wb....!!! 
Aku minta maaf, “mungkin”, aku tidak bisa bersamamu untuk selamanya. Apabila kamu bertanya, kenapa???, aku akan menjawabnya dengan apa yang aku rasakan untuk saat ini, karena aku pernah kecewa dengan sifatmu, mungkin kamu pun bertanya, kecewa yang bagaimanakah yang kamu rasakan??. Tentu, aku akan menjawabnya, “pernah kah kamu ingat?, di saat kamu menanyakan kepadaku dulu !!, ciri-ciri seseorang yang bagaimanakah yang kamu sukai??”. Apakah kamu masih ingat dengan itu?, apa jawaban dari aku?. Jujur kan !, pesan yang pertama aku tulis di pesan.


          Aku mau bertanya sama kamu. Apakah kamu masih ingat saat lebaran dulu?, yang sebenarnya aku bersama dengan sahabat baikku Mursal tidak ada rencana sama sekali mau ke laut. Tapi, setelah aku dan sahabat baikku Mursal pulang dari rumahmu, aku baru ada rencana mau ke laut, karena aku mengetahui bahwa kamu bersama dengan teman-temanmu mau ke laut. Aku pun berencana ke laut karena aku ingin melihat kamu sampai di sana. Tapi, apa yang aku lihat saat itu, kamu tau??, Cuma kebohongan mu saja, yang aku lihat, sehingga yang  membuat aku merasakan sangat kekecewaan yang mendalam. Karena telah mempercayaimu.
          Di saat aku nanyak kamu saat itu, apa kamu sudah Shalat Asar apa belum?, kamu Cuma mengatakan aku lagi mau Shalat ini. Lalu Mursal sahabatku mengatakan kepadaku, “Teguh” di sini tidak ada tempat Shalat. Dan aku pun melihat di sekeliling ku. Dan itu benar apa yang di katakan oleh sahabatku Mursal.
          Akan aku kasih tau sedikit tentang diriku di sini, aku tidak akan menyuruh orang lain Shalat, sebelum diriku sendiri belum menunaikannya. Ini entah benar entah salah yang ku dengar dari dirimu saat itu, kamu saja belum Shalat apa suruh-suruh orang.
          Setelah itu, aku dan sahabatku baikku Mursal, berjalan-jalan di pinggiran laut, lalu Mursal melihatmu di sana bersama dengan teman-temanmu. Dan Mursal pun bilang sama ku,” Teguh”, itu Mutia. pertama aku juga tidak percaya,  dengan apa yang di katakan oleh sahabatku. Tetapi, setelah aku yang melihat kamu dengan mata kepalaku sendiri, aku baru benar-benar percaya, dengan apa yang di katakan oleh sahabatku, “Mursal”.
          Lalu aku menelpon kamu lagi. Untuk menanyakan kepadamu, apa kamu sudah Shalat Asar apa belum untuk kesekian kalinya. Tapi apa jawaban dari kamu, kamu tau??, jawabannya tetap sama seperti di awal aku menelpon kamu, lagi mau Shalat ini. Jawaban darimu, mau Shalat tapi tidak ada kamu lakukan kan??. Itu lah yang membuat aku sangat kecewa sama kamu.
Aku tidak akan mau marah lagi sama kamu. Kamu ingin tau kenapa?. Karena aku pernah marah sekali sama kamu, di saat lebaran juga, di saat itu. Aku dan sahabatku Mursal, dan bersama dengan dua orang adik sepupuku datang kerumah mu. Pas lebaran waktu itu lagi musim rambutan di tempatmu. Ya kamu  pasti tau sendiri kan, gimana ceritanya??.
Maaf pembaca ya, bukan Teguh ingin membuat pembaca penasaran dengan cerita ini, tapi akan Teguh ceritakan pada cerita yang lain, makanya tunggu cerita selanjutnya. Cerita dan kisah ini belum berakhir sampai disini. Cerita ini masah terus berlajut sampai menjadi sebuat buku atau novel yang menginspirasikan kepada semua. 
          Sebenarnya, aku benar-benar suka dan cintaku hanya untukmu seorang, dan karena Allah aku mencintaimu. Tetapi, setelah kejadian waktu itu, aku ingin melupakanmu untuk selama-lamanya. Walau pun masih ada kesempatan untukmu itu sangat kecil sekali, itu pun kalau kamu bisa memanfaatkannya kesempatan itu.
          Aku kasih tau sama kamu ya, setelah kejadian di laut waktu itu, sampai-sampai aku tidak bisa tidur semalaman terus memikirkan kejadian itu. Untung saja aku tidak jatuh sakit.

Dan malamnya aku tulis cerita ini, cerita yang benar-benar terjadi yang sedang kamu baca saat ini, dan bukan kamu saja membaca cerita ini melainkan semua orang yang telah ber Gabung di Grup FOMIA, termasuk kamu di dalamnya.
          Aku ucapkan terima kasih banyak kepadamu yang telah membuat luka ini,  dan dengan kejadian itu cerita ini hadir kepada penggemarku, dan juga sebagai sebuah motivasi bagi pembaca semua.
          Akan aku kisahkan sedikit tentang hubungan kita,  apabila mungkin kamu bertanya kepadaku. Gimanakah hubungan kita, aku akan menjawabnya, cukup sampai di sini dulu hubungan kita. Apabila nanti Allah menjodohkan kita, Insha Allah kita akan bertemu kembali dan bersatu, mungkin untuk saat ini aku lebih baik begini dulu untuk sementara waktu.
          Jangan pernah kamu katakan aku ini kejam, telah berbuat seperti ini kepadamu. Tapi coba kamu pikirkan sendiri apa yang pernah kamu lakukan kepadaku dulu.
          Jangan juga kamu berfikir kepadaku, aku membalas kejahatan dengan kejahatan.
          Kamu yang memberikan kepadaku Harapan, Warna-warni, tapi kamu juga yang mengahancurkan harapanku saat itu. Kalau boleh aku umpamakan aku ini umpama Zainuddin  di Flim Tenggelamnya.Kapal.Van.der.Wijck . kamu lah Hayatiku, tapi apa, kamulah yang menghancurkanku saat itu dengan kebohonganmu.
          Di akhir cerita ini Teguh Saputra, sebagai penulis dari cerita ini meminta maaf terutama sekali kepadamu Mutia ku, mungkin aku tidak bisa menepati janji-janji yang pernah aku ungkapkan kepadamu selama ini. Dan juga kepada semua yang ada sangkut pautnya dalam cerita ini.
          Nantikan cerita selanjutnya,


Sekian dan terima kasih
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,WASSALAM,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,





1 komentar:

  1. terimak ksh yang kpda yang edit punya tenguh, klau bisa ajarin teguh lah cara editnya ya.

    BalasHapus