Forum Menulis Mahasiswa Institut

Selasa, 20 Oktober 2015

LOVE IS NOT WAIT TIME

LOVE IS NOT WAIT TIME

By: Agsal RJ


“Mata Aman Berkaca-kaca Saat Membaca Isi dari Surat Burung Titipan Nadine yang harus memutuskan untuk melakukan sebuah Pengorabanan Perasaan  Cinta yang berawal dari Suara merdu pada sebuah Nyanyian Bait-demi Bait dalam Lirik Lagu Perahu Kertas, Yang mengawali perjumpaan Aman dan Nadine, Hingga Mereka saling Mencintai tapi tidak Berani mengungkapkannya dengan Alasan Waktu yang Masih Terlalu Singkat



Suatu Ketika disebuah desa terpencil hidup seorang nenek tua yang mempunyai satu orang cucu remaja bungsu dengan tampang sederhana kulit sawo matang dan berambut ikal yang kesehariaanya disamping mencari nafkah dengan mengembara sapi untuk mencukupi kebutuhan bersama neneknya ia juga adalah seorang guru ngaji dibalai desa tempat ia tinggal
***
Aman, Sebut saja namanya Aman...??! Kenapa demikian, itu karena dengan adanya pemuda tersebut setiap orang yang berada disekelilingnya akan selalu merasa Aman dan Damai. Buktinya dia Sanggup terus menjaga kondisi kesehatan neneknya yang sudah mulai tua badannya mulai membungkuk yang  umurnya hampir mecapai genap 90 tahun tapi masih tetap kuat dan sanggup beraktifitas layaknya orang berumuran 60 tahunan dengan sehari-hari disamping masih sanggup mengerjakan pekerjaan rumah untuk keperluaan dirinya dan cucunya juga masih sanggup berjalan kesana-kemari yang sekali-kali sering ikut Aman saat mengembara Sapi.
Aman adalah anak dari Ibu Aisyah dengan Pak Ahmad yang juga sebagai anak dari Neneknya. Ia telah ditinggal pergi Bapak dan Ibunya semenjak masih Berumuran 2 Tahun dikarenakan meninggal akibat tragedi Tabrakan Maut yang menimpa kedua orang tuanya tersebut pergi meninggalkan ia selamanya. Ironisnya Kejadian itu terjadi bermula saat Kedua orang tua Aman hendak pergi ke kota tepat mereka tinggal dengan tujuan untuk mencari kehidupan yang lebih layak dari pada kehidupan di desa tersebut, disamping Bapaknya Aman juga bekerja dikota Sebagai Seorang Direktur pada sebuat perusahaan Swasta dan Ibunya Aman juga ngotot kalau kehidupannya didesa tersebut tidak lagi selevel dengannya karena posisi Bapaknya Aman Adalah seorang Direktur Perusahaan saat itu.
Tapi apa hendak dikata, Naas...!!! saat Tragedi Maut datang menjemput ketika niat dan tekad tersebut yang dilakukan akibat tidak adanya restu dari neneknya Aman yang tidak menginginkan mereka pindah ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih layak dari pada kehidupan mereka didesa.
Maka semenjak kejadian itulah Aman diasuh neneknya hingga sekarang ia sudah mulai tumbuh menjadi pemuda tampang sederhana dengan karakter yang Bijak, Baik, sopan, lugu dan Sederhana. Hingga pada suatu ketika tibalah waktunya godaan iman Aman di uji oleh munculnya hasrat terpendam sebagai seorang manusia yang tak jauh dari kata bahwa ia juga bisa merasakan yang namanya Jatuh Cinta atau sering disebut dengan “Failing in Love” hingga ia dengan berat hati harus memilih antara setia dengan desanya Atau Pergi Mengejar CINTA.

***


“Uhukk.. hukk,, hukk...” , Terdengan suara Aman batuk.
“Tok..tok..tokk”, Aman...., Nak..!!,  Aman  Kamu kenapa..???, Kamu Sakit Yaaa..???!”. Terdengar suara nenek memanggil Aman sambil menggedor-gedor pintu kamar Aman.
“Uhukkk... Khukkk, khukkk..., Iya Nekkk..  Aman ndak apa-apa Kok Cuma sedikit kurang Enak Badan Aja”, Sahutnya saat batuk sambil tidur mengelus-elus dada.
“Iyaaa... Tapi Kamu kok batuk-batuk Nak..??, Sebentar Yaaa,  Nenek Ambilin Air jahe hangat Supaya batuk kamu hilang”. Ujar Nenek Aman.
Aman sakit dan tidak keluar kemar selama dua hari dikarenakan ia sedang dilema dikarenakan ia terposana dengan seorang gadis yang beberapa waktu lalu datang didesa tempat Aman tinggal. Gadis tersebut datang kedesa itu di kerenakan adanya acara perkemahan mahasiswa selama satu minggu. Mereka bertemu disaat Aman sedang mengembara sapi didekat tepian Sungai kampung Aman, yang kemudian ia melihat gadis tersebut sedang jalan dipinggiran desa dengan menatap kupu-kupu sambil berterbangan yang kemudian ia dengan suara kecil menyanyikan bait demi bait lirik lagunya.

Ku bahagia kau telah terlahir di dunia... Dan kau ada di antara milyaran manusia...Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu...Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku, cintaku padamu...Ku bahagia kau telah terlahir di dunia...Dan kau ada di antara milyaran manusia... Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu


Kemudian ia berjalan langkah demi langkah melewati titi sungai sambil menutup mata melentangkan tangan meresapi damainya udara hembusan angin rambut ikalnya pun ikut terurai bergelora. Yang kemudian tiba-tiba. “Plunggg...”
“Aduhhh,,, Tolong-tolong.... tolong Aku...???”.
ia meneriaakkan suaranya sambil menelan air sungai hingga aman datang menyelamatkan nyawa gadis tersebut. Yang kemudian dimata gadis itu Aman adalah sang malaikat penolong yang kemudian tanpa saling mengenal satu sama lain pergi berpisah begitu saja.

***

Lalu keesokan hari seperti biasanya saat hari menjelang sore Aman sibuk dengan rutinitas mengembara sapi miliknya. Saat sedang duduk bersandaran dibawah pohon beringin sambil menuliskan bait demi bait tentang impiannya yang masih terbang melayang dilangit biru, tiba-tiba ia dikejutkan dengan penampakan sosok gadis lugu yang meneberkan senyum padanya sambil menyapa.
“Hai.... ??!, Bole aku Ikut duduk..???”.
“Mmmm.... Iya,,,” Jawabnya Tegang.
“Aku Nadine”, Ucap Gadis Itu sambil menyodorkan Tangannya ke aman,
“Emmm,,, Saya Aman,” Jawabnya Singkat.
“Sedang menulis Apa..????, Kamu sendirian aja...??. Ucap Nadine.
“Enggakk,, Kami berdua ditemani “Rembo” Sapiku”, Jawabnya senyum.
“Oooo.. MMM, Heeheeheheh..” Nadine tertawa kecil. “Oea.. aku datang kemari hanya Cuma ingin berterima kasih padamu, karena kemarin kamu sudah menyelamatkan Nyawaku”. Ucap Nadine.
“Sama-sama, Aku hanya melaksanakan tugasku sebagai sesama manusia”. Jawabnya.
“Tapi bagiku kamu Melebihi itu”, Ujar nadine.
Hingga Akhirnya sore itu mereka habiskan waktu bersama untuk saling mengenal satu sama lain dan Nadine pun sepertinya terpikat dengan sikap kesederhanaan yang ada pada diri Aman terlihat dari cara Nadine menatap aman serta menanyakan beberapa tentang latar belakang kehidupan Aman.

***


Selanjutnya dimalam hari ketiga dimana merupakan malam terakhir dari adanya Nadine di tempat perkemahan tersebut yang saat itu mereka mendapatkan tugas masing-masing mulai dari memasak nasi, membuat kopi, hingga mencari kayu untuk pembuatan api unggun karena akan diadakan malam perpisahan di Arena perkemahan, yang kebetulan Nadine diberikan tugas oleh Ketua tim Perkemahan Untuk mencari Kayu Bakar pembuatan Api unggun, lalu ia pun pergi mencari kayu Bakar tersebut.
Namun ia pergi begitu lama dan tak kembali ke Lokasi perkemahan dikarenakan ia datang menemui Aman yang saat mereka berjumpa di Bawah Pohon Beringin dengan ditemani indahnya cahaya langit dengan sinaran bulan purnama yang ditemani Bintang-bintang dilangit mereka pun larut dalam bersenda gurau hingga Nadine lupa dengan tugasnya   mencari Kayu bakar untuk api unggun, sampai Larut malam menjelang ia pun belum terlihat kembali ke tenda perkemahan.
Malam itu mereka habiskan dengan berbagi cerita unik, senda gurau, canda tawa, dan juga sampai pada Nadine mengungkapkan satu kalimat yang membuat Aman Jatuh sakit karena ditinggal Pergi Nadine ke  kota tempat Asal mereka tinggal.

***


Keesokan Harinya tibalah waktu semua peserta perkemahan akan meninggalkan lokasi tersebut yang sebelumnya mereka semua menyiapkan paking barang bawaan mereka yang hedak dibawa kembali ke desa, Namun hal aneh terjadi pada Nadine saat itu, ia bukannya menyiapkan untuk segera membereskan barang-barangnya, justru ia terlihat gelisah saat sedang duduk termenung sambil menatap ke arah sekeliling Danau dekat dengan puncak Gunung tempat perkemahan mereka, hingga kemudian ia dikejutkan oleh temannya Aurel.
“ Heeii... Nadine..., Kok Loe masih bengong..., Bukannya beres-beres, kan kita hari ini bakalan pulang”, Ucapnya.
“Iyaaa.. Aku tau”, jawabnya singkat.
“Jadi, Eloe.., kok masih asyikan duduk Bengong Gtu, macam orang kehilangan Ruh, Tau Gak..??,  Cetusnya sambil tersenyum.
“Mmmm... Apaan sih Loe”, Jawab Nadine.
“Emangnya Loe Knapa Nad..??,  Apa loe sakit yaaa.. atau Ada sesuatu yang terjadi Sama Loe..???” Tanya Aurel.
“Gue juga Gak tau, Kenapa..??”. Jawabnya.
Saat itu Nadine terlihat seperti orang sedang dilanda kehilangan, yang nampaknya ia tak rela kalau hari itu adalah hari dimana ia akan berpisah dengan Aman. Ia asik termenung dan seakan hatinya ingin sekali memberontak untuk menolak pulang kembali ke kota sambil berteriak “Aku masih Betah Disini”.
Seakan ia belum mau kembali ke kota tempat ia tinggal yang sebelum mereka kembali Nadine sempat pergi ke pohon beringin tempat diamana biasanya Aman duduk  tak saat itu ia tak juga berjumpa dengan Aman. Dan kemudian ia hanya meninggalkan secuil pesan singkat yang tertulis di selembar kertas  dilipat dengan bentuk burung yang bergantungan pada ranting pohon beringin dengan didalamnya bertuliskan,

“Aku Pasti sangat Terkesan dan merindukan Saat seperti pernah Aku rasakan ketika disini, dan Aku Harap suatu saat Aku akan Bisa Kembali merasakannya, See yuo Next Time, I Need You, and I Wait You Came to Me...”
By,Nadine.


                                                                                                                                            Be a Continue.... ;)







0 komentar:

Posting Komentar