LOVE IS NOT WAIT TIME
By: Agsal RJ
“Mata Aman Berkaca-kaca Saat Membaca Isi dari Surat Burung Titipan
Nadine yang harus memutuskan untuk melakukan sebuah Pengorabanan Perasaan
Cinta yang berawal dari Suara merdu pada
sebuah Nyanyian Bait-demi Bait dalam Lirik Lagu Perahu Kertas, Yang mengawali
perjumpaan Aman dan Nadine, Hingga Mereka saling Mencintai tapi tidak Berani
mengungkapkannya dengan Alasan Waktu yang Masih Terlalu Singkat”
Suatu Ketika disebuah desa
terpencil hidup seorang nenek tua yang mempunyai satu orang cucu remaja bungsu
dengan tampang sederhana kulit sawo matang dan berambut ikal yang kesehariaanya
disamping mencari nafkah dengan mengembara sapi untuk mencukupi kebutuhan
bersama neneknya ia juga adalah seorang guru ngaji dibalai desa tempat ia
tinggal
***
Aman, Sebut saja namanya
Aman...??! Kenapa demikian, itu karena dengan adanya pemuda tersebut setiap
orang yang berada disekelilingnya akan selalu merasa Aman dan Damai. Buktinya
dia Sanggup terus menjaga kondisi kesehatan neneknya yang sudah mulai tua badannya
mulai membungkuk yang umurnya hampir
mecapai genap 90 tahun tapi masih tetap kuat dan sanggup beraktifitas layaknya
orang berumuran 60 tahunan dengan sehari-hari disamping masih sanggup
mengerjakan pekerjaan rumah untuk keperluaan dirinya dan cucunya juga masih
sanggup berjalan kesana-kemari yang sekali-kali sering ikut Aman saat
mengembara Sapi.
Aman adalah anak dari Ibu Aisyah
dengan Pak Ahmad yang juga sebagai anak dari Neneknya. Ia telah ditinggal pergi
Bapak dan Ibunya semenjak masih Berumuran 2 Tahun dikarenakan meninggal akibat
tragedi Tabrakan Maut yang menimpa kedua orang tuanya tersebut pergi
meninggalkan ia selamanya. Ironisnya Kejadian itu terjadi bermula saat Kedua
orang tua Aman hendak pergi ke kota tepat mereka tinggal dengan tujuan untuk
mencari kehidupan yang lebih layak dari pada kehidupan di desa tersebut,
disamping Bapaknya Aman juga bekerja dikota Sebagai Seorang Direktur pada
sebuat perusahaan Swasta dan Ibunya Aman juga ngotot kalau kehidupannya didesa
tersebut tidak lagi selevel dengannya karena posisi Bapaknya Aman Adalah
seorang Direktur Perusahaan saat itu.
Tapi apa hendak dikata,
Naas...!!! saat Tragedi Maut datang menjemput ketika niat dan tekad tersebut
yang dilakukan akibat tidak adanya restu dari neneknya Aman yang tidak menginginkan
mereka pindah ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih layak dari pada
kehidupan mereka didesa.
Maka semenjak kejadian itulah
Aman diasuh neneknya hingga sekarang ia sudah mulai tumbuh menjadi pemuda tampang
sederhana dengan karakter yang Bijak, Baik, sopan, lugu dan Sederhana. Hingga
pada suatu ketika tibalah waktunya godaan iman Aman di uji oleh munculnya
hasrat terpendam sebagai seorang manusia yang tak jauh dari kata bahwa ia juga
bisa merasakan yang namanya Jatuh Cinta atau sering disebut dengan “Failing in
Love” hingga ia dengan berat hati harus memilih antara setia dengan desanya
Atau Pergi Mengejar CINTA.
***
“Uhukk.. hukk,, hukk...” ,
Terdengan suara Aman batuk.
“Tok..tok..tokk”, Aman....,
Nak..!!, Aman Kamu kenapa..???, Kamu Sakit Yaaa..???!”.
Terdengar suara nenek memanggil Aman sambil menggedor-gedor pintu kamar Aman.
“Uhukkk... Khukkk, khukkk..., Iya
Nekkk.. Aman ndak apa-apa Kok Cuma
sedikit kurang Enak Badan Aja”, Sahutnya saat batuk sambil tidur mengelus-elus
dada.
“Iyaaa... Tapi Kamu kok
batuk-batuk Nak..??, Sebentar Yaaa,
Nenek Ambilin Air jahe hangat Supaya batuk kamu hilang”. Ujar Nenek
Aman.
Aman sakit
dan tidak keluar kemar selama dua hari dikarenakan ia sedang dilema dikarenakan
ia terposana dengan seorang gadis yang beberapa waktu lalu datang didesa tempat
Aman tinggal. Gadis tersebut datang kedesa itu di kerenakan adanya acara
perkemahan mahasiswa selama satu minggu. Mereka bertemu disaat Aman sedang
mengembara sapi didekat tepian Sungai kampung Aman, yang kemudian ia melihat
gadis tersebut sedang jalan dipinggiran desa dengan menatap kupu-kupu sambil
berterbangan yang kemudian ia dengan suara kecil menyanyikan bait demi bait
lirik lagunya.
“Ku bahagia kau
telah terlahir di dunia... Dan kau ada di antara milyaran manusia...Dan ku bisa
dengan radarku menemukanmu...Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku,
cintaku padamu...Ku bahagia kau telah terlahir di dunia...Dan kau ada di antara
milyaran manusia... Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu”
Kemudian ia berjalan langkah demi langkah melewati
titi sungai sambil menutup mata melentangkan tangan meresapi damainya udara
hembusan angin rambut ikalnya pun ikut terurai bergelora. Yang kemudian
tiba-tiba. “Plunggg...”
“Aduhhh,,, Tolong-tolong.... tolong Aku...???”.
ia meneriaakkan suaranya sambil menelan air
sungai hingga aman datang menyelamatkan nyawa gadis tersebut. Yang kemudian
dimata gadis itu Aman adalah sang malaikat penolong yang kemudian tanpa saling
mengenal satu sama lain pergi berpisah begitu saja.
***
Lalu keesokan hari seperti biasanya saat hari
menjelang sore Aman sibuk dengan rutinitas mengembara sapi miliknya. Saat sedang
duduk bersandaran dibawah pohon beringin sambil menuliskan bait demi bait
tentang impiannya yang masih terbang melayang dilangit biru, tiba-tiba ia
dikejutkan dengan penampakan sosok gadis lugu yang meneberkan senyum padanya
sambil menyapa.
“Hai.... ??!, Bole aku Ikut duduk..???”.
“Mmmm.... Iya,,,” Jawabnya Tegang.
“Aku Nadine”, Ucap Gadis Itu sambil
menyodorkan Tangannya ke aman,
“Emmm,,, Saya Aman,” Jawabnya Singkat.
“Sedang menulis Apa..????, Kamu
sendirian aja...??. Ucap Nadine.
“Enggakk,, Kami berdua ditemani “Rembo”
Sapiku”, Jawabnya senyum.
“Oooo.. MMM, Heeheeheheh..” Nadine
tertawa kecil. “Oea.. aku datang kemari hanya Cuma ingin berterima kasih
padamu, karena kemarin kamu sudah menyelamatkan Nyawaku”. Ucap Nadine.
“Sama-sama, Aku hanya melaksanakan
tugasku sebagai sesama manusia”. Jawabnya.
“Tapi bagiku kamu Melebihi itu”, Ujar
nadine.
Hingga Akhirnya sore itu mereka
habiskan waktu bersama untuk saling mengenal satu sama lain dan Nadine pun
sepertinya terpikat dengan sikap kesederhanaan yang ada pada diri Aman terlihat
dari cara Nadine menatap aman serta menanyakan beberapa tentang latar belakang
kehidupan Aman.
***
Selanjutnya dimalam hari ketiga dimana
merupakan malam terakhir dari adanya Nadine di tempat perkemahan tersebut yang
saat itu mereka mendapatkan tugas masing-masing mulai dari memasak nasi,
membuat kopi, hingga mencari kayu untuk pembuatan api unggun karena akan
diadakan malam perpisahan di Arena perkemahan, yang kebetulan Nadine diberikan
tugas oleh Ketua tim Perkemahan Untuk mencari Kayu Bakar pembuatan Api unggun,
lalu ia pun pergi mencari kayu Bakar tersebut.
Namun ia pergi begitu lama dan tak kembali
ke Lokasi perkemahan dikarenakan ia datang menemui Aman yang saat mereka
berjumpa di Bawah Pohon Beringin dengan ditemani indahnya cahaya langit dengan
sinaran bulan purnama yang ditemani Bintang-bintang dilangit mereka pun larut
dalam bersenda gurau hingga Nadine lupa dengan tugasnya mencari
Kayu bakar untuk api unggun, sampai Larut malam menjelang ia pun belum terlihat
kembali ke tenda perkemahan.
Malam itu mereka habiskan dengan
berbagi cerita unik, senda gurau, canda tawa, dan juga sampai pada Nadine
mengungkapkan satu kalimat yang membuat Aman Jatuh sakit karena ditinggal Pergi
Nadine ke kota tempat Asal mereka
tinggal.
***
Keesokan Harinya tibalah waktu semua
peserta perkemahan akan meninggalkan lokasi tersebut yang sebelumnya mereka
semua menyiapkan paking barang bawaan mereka yang hedak dibawa kembali ke desa,
Namun hal aneh terjadi pada Nadine saat itu, ia bukannya menyiapkan untuk
segera membereskan barang-barangnya, justru ia terlihat gelisah saat sedang duduk
termenung sambil menatap ke arah sekeliling Danau dekat dengan puncak Gunung
tempat perkemahan mereka, hingga kemudian ia dikejutkan oleh temannya Aurel.
“ Heeii... Nadine..., Kok Loe masih
bengong..., Bukannya beres-beres, kan kita hari ini bakalan pulang”, Ucapnya.
“Iyaaa.. Aku tau”, jawabnya singkat.
“Jadi, Eloe.., kok masih asyikan duduk
Bengong Gtu, macam orang kehilangan Ruh, Tau Gak..??, Cetusnya sambil tersenyum.
“Mmmm... Apaan sih Loe”, Jawab Nadine.
“Emangnya Loe Knapa Nad..??, Apa loe sakit yaaa.. atau Ada sesuatu yang
terjadi Sama Loe..???” Tanya Aurel.
“Gue juga Gak tau, Kenapa..??”.
Jawabnya.
Saat itu Nadine terlihat seperti orang
sedang dilanda kehilangan, yang nampaknya ia tak rela kalau hari itu adalah
hari dimana ia akan berpisah dengan Aman. Ia asik termenung dan seakan hatinya
ingin sekali memberontak untuk menolak pulang kembali ke kota sambil berteriak “Aku
masih Betah Disini”.
Seakan ia belum mau kembali ke kota tempat ia
tinggal yang sebelum mereka kembali Nadine sempat pergi ke pohon beringin
tempat diamana biasanya Aman duduk tak
saat itu ia tak juga berjumpa dengan Aman. Dan kemudian ia hanya meninggalkan
secuil pesan singkat yang tertulis di selembar kertas dilipat dengan bentuk burung yang bergantungan
pada ranting pohon beringin dengan didalamnya bertuliskan,
“Aku Pasti sangat Terkesan dan merindukan Saat seperti pernah
Aku rasakan ketika disini, dan Aku Harap suatu saat Aku akan Bisa Kembali
merasakannya, See yuo Next Time, I Need You, and I Wait You Came to Me...”
By,Nadine.
Be
a Continue.... ;)
0 komentar:
Posting Komentar