Beberapa menit yang lalu aku benar-benar memperhatikannya,,
Sebelum ia menghilang dari hadapanku,,
Wajahnya basah oleh keringat,,
Tak ada senyum di wajah itu,,ia tampak amat kelelahan,,
Aku belum pernah memperhatikannya sedekat dan selama ini
sebelumnya,,
Sejenak aku terdiam,,
Memutar kembali memory malam itu,,
Masih tergambar jelas di pikiranku ketika ia membuka pintu kamar
mandi,,
Dan menemukanku terduduk lemas di atas lantai,,
Ia panik,,mengelus rambutku lantas membopongku ke dalam kamar,,
Sepanjang jalan aku terus menangis menahan sakit,,
Sampai aku tiba di tempat itu,,
Sebelumnya aku menolak untuk dibawa kemari,,
Namun ia tak mau mendengarkanku,,
Katanya kesehatanku lebih penting,,
Malam itu,,
Tuk pertama kalinya jarum dan selang kecil itu menempel di tanganku,,
Tensi darahku menurun, pandanganku kabur,,
Aku tak dapat merasakan sendi-sendiku untuk beberapa jam,,
Ia terus ada disisiku,,sampai akhirnya aku dipindahkan ke salah satu
ruangan saat tengah malam,,
Malam kian larut, tapi ia belum terlelap,,
Ia terus memijat keningku,,tanganku digenggamnya lembut,
Saat ku buka mata,,
Terlihat kedua bola matanya basah,,
Ia mencoba tuk tersenyum,,lalu menyuruhku untuk kembali tidur,,
Ia lelaki yang aku cinta,,
Bukan hanya karena malam itu,,tapi karena kasih sayang tulus yang
selalu ia berikan,,
Lelaki yang tak pernah lupa mengingatkanku untuk berhati-hati ketika
ingin bepergian,,
Lelaki yang selalu membuka pintu kamarku hanya sekedar untuk melihatku
sebelum ia tidur,,
Terkadang aku sengaja tak memakai selimut,,agar ia masuk dan
menyelimutiku,,
Sungguh, kasih sayangnya seluas langit yang tak berbatas,,
Ibu adalah wanita paling beruntung karena telah memiliki hatinya,,
Ia ayahku,,lelaki yang aku cinta,,
Oleh Ira Maulida
subhanallah,, "Allahummagfirli, zunubi, waliwaalidaiya, warhamhuma, kama rabbayana shagira,,,amiin ya Allah
BalasHapus